Memahami dan Mencegah Terjadinya Penyakit Stroke

Stroke adalah gangguan aliran darah ke otak yang menyebabkan kerusakan sel-sel otak karena kekurangan oksigen. Jika tidak segera ditangani, penyakit stroke dapat menyebabkan cacat permanen, bahkan kematian. Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia dan juga penyebab kecacatan jangka panjang yang paling umum.

 

Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI dan beberapa laporan kesehatan, Penderita stroke menempati posisi pertama sebagai penyebab kematian di Indonesia. Selain itu, stroke juga merupakan Penyakit utama kecacatan permanen, yang berdampak besar pada kualitas hidup penderitanya.

 

Fakta dan Data Stroke di Indonesia

  • Prevalensi Stroke Tinggi Berdasarkan Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2018, prevalensi stroke di Indonesia mencapai 10,9 per mil penduduk. Jumlah ini terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir karena gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan tidak seimbang, kurang aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok.

 

  • Faktor Risiko yang Tinggi Indonesia memiliki tingkat hipertensi dan diabetes yang cukup tinggi, dua faktor utama yang memicu stroke. Hipertensi dialami oleh lebih dari 30% populasi dewasa, dan diabetes juga menjadi semakin umum dengan peningkatan konsumsi makanan yang tinggi gula dan rendah serat.

 

  • Kesenjangan Akses Layanan Kesehatan Banyak penduduk Indonesia, terutama di daerah terpencil, memiliki akses terbatas ke fasilitas kesehatan yang memadai untuk diagnosis dini dan pengobatan stroke. Hal ini mengakibatkan banyak kasus stroke tidak terdeteksi lebih awal atau terlambat ditangani, yang memperburuk kondisi pasien.

 

  • Penyebab Utama Kematian Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa stroke adalah penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Lebih dari 300.000 kasus stroke tercatat setiap tahun, dengan sekitar 138.000 kematian akibat stroke.

 

Faktor Risiko Stroke di Indonesia

  • Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Hipertensi merupakan faktor risiko terbesar untuk stroke. Data dari Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai lebih dari 34%. Gaya hidup kurang sehat, seperti konsumsi garam berlebih, kurang olahraga, dan stres, menjadi faktor utama peningkatan hipertensi.

 

  • Diabetes Diabetes, khususnya diabetes tipe 2, dapat meningkatkan risiko stroke secara signifikan. Di Indonesia, prevalensi diabetes terus meningkat, terutama akibat pola makan tinggi karbohidrat dan gula.

 

  • Kolesterol Tinggi Kolesterol tinggi menyebabkan penyumbatan arteri (aterosklerosis), yang berisiko menyebabkan stroke iskemik. Konsumsi makanan berlemak jenuh yang tinggi dan kurangnya asupan makanan sehat menjadi penyebab umum kolesterol tinggi di masyarakat.

 

  • Kebiasaan Merokok dan Konsumsi Alkohol Merokok menjadi salah satu faktor risiko utama stroke. Zat-zat kimia dalam rokok merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko pembekuan darah. Selain itu, konsumsi alkohol yang berlebihan juga dapat merusak sistem kardiovaskular, meningkatkan risiko stroke.

 

  • Kurangnya Aktivitas Fisik Gaya hidup sedentari atau kurang bergerak telah menjadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia, terutama di perkotaan. Kurangnya aktivitas fisik dapat memicu hipertensi, diabetes, dan obesitas, yang semuanya meningkatkan risiko stroke.

 

Jenis-Jenis Stroke

1. Stroke Iskemik

Stroke iskemik terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti karena adanya penyumbatan di pembuluh darah. Penyumbatan ini bisa disebabkan oleh gumpalan darah (trombosis) atau endapan lemak (aterosklerosis).

 

2. Stroke Hemoragik

Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah, menyebabkan perdarahan di jaringan otak. Hal ini dapat terjadi karena tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol atau malformasi pembuluh darah.

 

3. Transient Ischemic Attack (TIA)

TIA, atau yang dikenal sebagai stroke ringan, adalah gangguan aliran darah ke otak yang bersifat sementara. Gejalanya mirip dengan stroke, tetapi biasanya hilang dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa menyebabkan kerusakan permanen.

 

Gejala Stroke

Gejala stroke biasanya muncul secara tiba-tiba dan dapat bervariasi tergantung pada bagian otak yang terkena. Beberapa gejala umum stroke antara lain:
  • Kelemahan atau mati rasa pada wajah, lengan, atau kaki: Terutama pada satu sisi tubuh.
  • Kesulitan berbicara atau memahami ucapan.
  • Gangguan penglihatan: Penglihatan kabur, melihat ganda, atau kehilangan penglihatan total.
  • Pusing atau vertigo.
  • Kehilangan keseimbangan atau koordinasi.
  • Sakit kepala hebat secara tiba-tiba.
Penting untuk segera mendapatkan pertolongan medis jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami gejala stroke. Waktu sangat penting dalam penanganan stroke, karena semakin cepat mendapatkan perawatan, semakin besar kemungkinan untuk memulihkan fungsi otak.

 

| Baca juga: Penyakit Yang Menyerang Sel Otak

 

Pencegahan Stroke:

Meskipun tidak semua stroke dapat dicegah, Anda dapat mengurangi risiko dengan melakukan beberapa hal berikut:
  • Kontrol tekanan darah: Jaga tekanan darah dalam batas normal dengan pola hidup sehat dan pengobatan jika diperlukan.
  • Atasi kolesterol tinggi: Pertahankan kadar kolesterol dalam batas normal dengan diet sehat dan obat-obatan.
  • Kontrol gula darah: Jika Anda memiliki diabetes, jaga kadar gula darah agar tetap stabil.
  • Berhenti merokok: Merokok sangat meningkatkan risiko stroke.
  • Jaga berat badan ideal: Obesitas merupakan faktor risiko utama stroke.
  • Rutin berolahraga: Lakukan aktivitas fisik secara teratur.
  • Konsumsi makanan sehat: Perbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
  • Istirahat yang cukup: Tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.

 

Penanganan stroke harus dilakukan dengan cepat untuk meminimalkan kerusakan pada otak. Jika seseorang mengalami gejala stroke, segeralah hubungi layanan darurat dan bawa mereka ke rumah sakit. Penanganan stroke termasuk pemberian obat anti pembekuan darah untuk penyakit stroke iskemik atau operasi untuk mengatasi penyakit stroke hemoragik.